Kelompok Swadaya pertanian (KSP) adalah strategi masa depan “Agricultural Self-Help Groups are a future strategy”

Oleh: Ahmad Fachrie

Kelompok Swadaya pertanian (KSP) adalah suatu bentuk usaha yang dilakukan para petani dengan modal terbatas dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan perekonomian dan mengurangi tingkat pengangguran di keluarga petani dan masyarakat lebih umumnya.

Studi lapangan yang diselenggarakan pada tanggal 3-5 Mei 2019 oleh himpunan mahasiswa program pascasarjana fakultas pertanian universitas brawijaya mengagendakan ke salah satu tempat yang berbasis kelompok swadaya yaitu di “Putri 21”. Putri 21 merupakan salah satu tempat/kelompok swadaya pertanian yang bergerak di pengolahan produk pertanian dengan menghasilkan berbagai macam produk unggulan dari bahan dasar singkong diantaranya adalah beras mocaf, mie mocaf, stik ubi, brownies mocaf, aneka keripik, egg roll, lanting, roll cake dan masih banyak lagi. Tak hanya berhenti sebagai penghasil produk olahan bahan lokal saja, Putri 21 kemudian menjadi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S).

Hal ini muncul, Berangkat dari permasalahan rendahnya harga hasil panenan petani, ibu-ibu di Padukuhan Sumberejo, Desa Ngawu, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mencoba mengolah berbagai hasil pertanian. Kelompok yang diberi nama Putri 21 ini mengalami perkembangan yang pesat. Dibawah pimpinan ibu Suti Rahayu, Putri 21 dikenal oleh berbagai kolega pertanian, bahkan Pernah juga kami mendapat kunjungan dari petani di Comoros, Afrika, Mozambik, dan Fiji. (Ujar ibu suti rahayu)

Dengan berbagai hiruk pikuknya permasalahan yang ada di sektor pertanian, memberikan tanda atau warning kepada semua elemen untuk bergerak secara kreatif dan solutif dalam menangani problem yang ada. begitu kompleksnya hulu hilir permasalahan  agriculture sehingga menggerakan kita untuk melakukan sesuatu, terutama bagi para pelajar yang memiliki ilmu yang cukup untuk membuat sebuah inovasi-inovasi baru. Namun, dari hal ini muncul sebuah pertanyaan. Kontribusi apa yang sudah kita lakukan untuk menjawab permasalahan yang ada dibidang pertanian (akademisi/mahasiswa)? tentu hal ini menjadi tantangan besar bagi sarjana pertanian, apalagi di level magister.

Alhamdullilah, di kesempatan ini tim himapasca mengunjungi sebuah tempat pengolahan produk pertanian dengan fasilitas mulai dari penyortiran bahan dasar, packaging, hingga proses pemasaran. Hal ini menjadi gambaran serta bekal bagi para mahasiswa untuk menjawab sebuah tantangan masa depan yang ada di sektor pertanian, sehingga mampu menjadi agent of change, sebagaimana kodratnya mahasiswa.

Oleh karena itu, hadirnya kelompok swadaya pertanian di daerah istimewa Yogyakarta ini merupakan contoh nyata dan sebuah strategi masa depan untuk menjawab berbagai macam tantangan dan problem yang ada.

Singkat kata saya mewakili himpunan mahasiswa program pascasarjana fakultas pertanian universitas brawijaya malang, mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Soemarno, MS, selaku ketua program pascasarjana fakultas pertanian universitas brawijaya dan bapak Cahyo Prayogo, SP., MP., Ph.D, selaku sekretaris program pascasarjana fakultas pertanian universitas brawijaya atas dukungannya sehingga kegiatan studi lapangan ke Yogyakarta ini dapat terselenggara dengan baik.

Penulis adalah mahasiswa program pascasarjana jurusan sosiologi dan wakil ketua departemen penelitian dan pengembangan dalam pengurus himpunan mahasiswa pascasarjana fakultas pertanian universitas brawijaya.

Leave a Reply